Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host harus
mempunyai IP (Internet Protocol) address. Pada praktikum ini, IP yang digunakan adalah IPv4
yang memiliki panjang 32 bit (4 byte).
IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian network address dan
node/host address. IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D digunakan untuk
multicasting, sedangkan kelas E untuk riset.
Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan
me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumkah subnet, semakin sedikit
jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.
Contoh Subneting
Misalkan tersedia network address 192.168.1.0 / 24 → “ berarti kelas C ”. (Lihat tabel di atas)
Misal kita membutuhkan 6 kelompok jaringan/network, maka yang kita lakukan adalah membagi
alamat tersebut menjadi 6 subnet. Maka rumus yang digunakan adalah 2n – 2 = jumlah subnet.
Variabel n menunjukkan jumlah bit yang dipinjam dari bit-bit host untuk dijadikan bit subnet.
Perhitungan:
2n – 2 = 6 => 23 – 2 = 6 ,sehingga n = 3 → kenapa kok dikurang 2 ?
Jawab :
- Satu alamat dipakai sebagai alamat network
- Satu alamat dipakai sebagai alamat broadcast
Perhitungan dengan metode binary :
- subnet mask default (dlm biner) : 11111111.11111111.11111111.00000000
- tambahkan 3 bit 1 di ruas paling belakang : 11111111.11111111.11111111.11100000
- konversi subnet tsb ke desimal : 255.255.255. 224
(Berarti subnet mask addressnya adalah 255.255.255.224 untuk mendapatkan 6 subnet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar